Powered by Blogger.
RSS

Lulus SMP ke MAN

Hi bloggie, long time no see! Maklum, lagi sibuk ini itu yang sebenarnya nggak
sibuk-sibuk banget sih -____-
Emmmm... Cerita kali ini datang dari pengalamanku, proses pembentukan jati diri yang bertahap *ceileeeh, bahasanya* ini mulanya bukan sesuatu yang bagus buat aku karena aku sendiri yang mengalami proses ini ikutan SYOK! So, let's check this out!

July, 23rd-24th 2011
Pagi-pagi aku bangun dan turun dari kamarku. Orang tuaku udah siap-siap mau berangkat kerja. Entah apa yang terjadi, sesudah semalaman aku debat sama bapakku. Paginya bapakku marah-marah dan bilang kalau aku nggak boleh sekolah di yang namanya "SMA". Beliau bilang, "Pilih masuk pondok atau MAN! Terserah kamu! Kalau kamu milih masuk SMA sekolahmu bayar aja sendiri!" Ya Allah, salah apa aku? Di pagi yang cerah dengan nyawa yang masih berceceran tiba-tiba bapakku marah-marah nggak jelas gitu. Aku sempat debat kalau aku nggak mau sekolah di pondok ataupun MAN dan beliau bilang begini, "Apa besok kamu di akhirat bakal ditanyain dulu kamu di dunia sekolah dimana!? Besok yang ditanyain itu amalmu! Akhlakmu itu perlu dibenerin" Oooooh.... I see, jadi intinya bapakku nggak percaya aku sekolah di sekolah negeri selama 3 tahun ini. Terus kenapa aku di sekolahin di negeri? Kenapa nggak dari dulu aku dimasukin Muhammadiyah, Mts, atau pondok sekalian? Kenapa baru sekarang beliau marah-marahnya?! Saking frustasinya, sampai setiap ketemu sama bapakku SENDIRI aku selalu ngehindar. Ibuku apalagi malah tambah sakit segala. Ibu bilang, "Bunda tuh, maunya kamu masuk SMA yang kamu pinginin bukan malah paksaan. Kalau kamu masuk MAN apa pondok. Takutnya kamu kaget karena pelajarannya lebih banyak agamanya." Masya Allah aku kaget, bingung! Tapi yang namanya keputusan orang tua mau digimanain. Ibu juga sebenarnya pengin kalau aku masuk Teladan, tapi mengingat NEM ku yang 37-nya tanggung abiiiiiiis, NO WAY!
Kata tanteku, "Udah coba teladan aja cuma buat nyenengin ibumu! Kasian lho." Akhirnya jeng... jeng... jeng...

July, 27th 2011 in SMAN 1 YK
Aku kesana jam 8 pagi dianterin sama tanteku naik motor. Aku cuma melengos berkali-kali. Aku beli formulirnya, aku isi di ruang pengisian formulir. Aku isi dengan sangat sangat sangat.... SANTAI
Pilihan 1       : SMAN 1 Yogyakarta
Pilihan 2       : MAN 1 Yogyakarta (waktu itu aku nggak tau gimana yang benar tulisannya)
Pilihan 3       : *KOSONG, karena saking yakinnya kalau aku ikut jalur RTO pil.2 kesana udah pasti keterima.*
Setelah itu aku nunggu 2 jam cuma buat mendapatkan tanda kalau aku udah sah/mendapat pendaftaran legal. Jam 12 teng! Aku ada di MAN YOGYAKARTA 1 *pikirku, nahlo aku salah tulis sekolahnya*

Aku    : "Waduh, mbak. Aku berakhir disini sesuai yang dimandatkan bapak!"
Tante : "Pasrahlah kamu. Semua tuh, ada jalannya. Harus optimis aja, Allah pasti punya jalan lain, Fi."
Dan aku terima kenyataan itu semuaaaaaa...

At 19.07 in my beloved home
Aku SMS operator PSB kalau aku sudah dinyatakan di posisi pertama MAN Yogyakarta 1 *dan itu terus berlanjut sampai aku daftar disana*
Malam itu aku nangis nggak berhenti-berhenti. Aku sempat mikir kenapa aku nggak dikasih kesempatan buat milih apa yang jadi kehendakku? Kenapa harus nurutin orang tuaku LAGI? Kenapa harus aku yang ngalamin itu? Kenapa bukan orang lain? Tapi setelah melalui proses psikologis yang amat sangat panjang *lagi-lagi* dari tanteku. Akhirnya aku ngerti juga. Mungkin karena 2 faktor itu yang bikin aku sadar, kalau aku juga harus mencoba
nerima itu apa adanya. Kata ibu juga, semua sekolah itu sama. Yang penting pendidikannya dan gimana kita nanggapi semuanya dengan ikhlas dan senang.

Akhirnya, aku masuk di MAN YOGYAKARTA 1 walaupun awalnya memang berat dan aku belum bisa nerima sama sekali. Tapi karena anak-anak temannya bapak di kantor yang dari anak rektor, dekan, sampai anak pegawai biasa banyak yang sekolah di MAN dan sukses. Masa gue nggak bisa? Pak Mahfud MD, ketua MK itu lulusan MAN 1 bisa, masa iya gue nggak bisa? Bangkitlah semangat '45/'11 ku.
Dan nambah... Buat Yayik sama Ais, "makasih banyak kawan. Nasihat dan luapan emosi kalian yang nggak terima karena aku seperti didiskriminasi sama PIIIIIIIIP ku! Aku nggak bakal mengulangi kesalahan yang sama, benar kata kalian. Kalau hidup ini memilih bukan dipilihkan, bukan dikendalikan sama orang lain."

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS

0 komen:

Post a Comment