Powered by Blogger.
RSS

Mengejar Shin Dong

#episode 1

Hello bloggie, jumpa lagi!

Kali ini aku mau bahas tentang Shin Dong. Waa waa waa... *heboh*. Mungkin pada tahunya Shin Dong yang di Suju ya. Yah, itu sih lewat, udah nggak ngetren dan beken lagi. Sekarang ada Shin Dong yang baru. Ehhhm... Sebenarnya ini cuma samaran buat seseorang aja. Eh, dan yang ngasih nama itu adalah Gabriela Eunike *huh, awas kamu, Nik! Ganteng gitu disamain sama Shin Dong Suju*
Jadi, aku sama Nike bikin kesepakatan buat nama samarannya aja. Biar nggak ketahuan banyak orang. Semua sifat fisiknya Shin Dong Suju itu kebalikan dari Shin Dong palsu. Nah, pada tahu kan Shin Dong Suju kayak apa, lah Shin Dong palsu itu kebalikannya. Bukannya over, tapi kali ini aku bukan mau nyeritain asal muasal terbentuknya nama Shin Dong. Aku mau cerita tentang pertama kali aku tahu dia dan kita bersekolah di sekolah yang sama. Lanjutkan...

Tiga tahun yang lalu, aku masih sangat muda dan jiwaku pun masih bergejolak *lebay* aku udah dapatin sebagian ilmu lewat MOS, bridging course, dan tonti. Waktu itu aku udah kenal beberapa orang teman tapi aku belum tahu Shin Dong. Baru di pembagian kelas 7, aku tahu dia. Awalnya gara-gara si Fajar ngegosip. Berawal dari tugas TIK dan Shin Dong dalam posisi sakit, padahal aku cuma bilang, “eh, ini tugasnya udah dibagi semua kan? Tapi Shin Dong tugasnya paling banyak e, ada yang bantuin dong. Dia kan nggak masuk to, kasian..” Nah, si Fajar dengar omongan itu tanpa mendengarkan lagi apa yang aku bilang selanjutnya. “Cieeee.. Perhatian nih, sama Shin Dong. Suka po kamu, Fi?” piiih demi apapun, waktu itu aku belum ada perasaan sama cowok manapun *eaaaa* Abis itu dia nggosip sana-sini sama si Sutiyem *Tya, you know who, kan* Cuma nggosipnya itu bengak-bengok jadi seantero kelas ya, tahulah! Hari berikutnya, dia masuk... Waktu aku datang, agak telat, si Fajar menyambut dengan girangnya. “Dong, itu lho Fifi dateng!” njug ngopo? batinku. Jelaslah si Shin Dong bingung. Tapi aku tak acuh aja deh! Tapi lama kelamaan, gosip itu nyebar juga sampai ke mana-mana. Sampai setiap ketemu sama temannya Shin Dong juga ikutan diejekin. Agak terselip juga sih, digosipin sama si nyeeeeng *Dian, you know who ;)* cuma masalah tanggal lahir, premature, dan nama. Njelei ora kuwi! Dan aku yakin, pasti Desta cemburu! Iya kan, des ;)
Demiiiii... Dimana-mana tuh, udah pada heboh sendiri. Belum lagi aku dibikin pusing si Tika yang naksir sama piiiip, pake ngirim sms nggak penting lagi ke dia, jadi berabe, deh. Sejak aku sama Shin Dong digosipin, dideplomasi, dan didiskriminasi sama Fajar, aku jarang ngomong sama dia. Paling juga cuma “Permisi, mau lewat!” *itu kalo posisinya dia nutupi jalan doang* malah jadi canggung sendiri! Bodoh, ya. Padahal dia anak yang baik lho. Bytheway, aku suka sama dia baru semester 2 kok *eh, suka atau kagum aja ya?*. Soalnya waktu itu aku nggak sekelas sama dia dan ngerasa wah, nggak rame lagi. Bersambung...


NB: Bagi siapapun yang mungkin tahu siapa orang tersebut udahlah nggak usah diungkit ya, itu masa lalu. Masanya masih cimon dan maen-maen! Dan kalau ada yang naksir juga sama Shin Dong, oke. Itu bukan masalah yang harus diumbar atau harus di “ecieee, ciee..”

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS

A Long Journey

Sabtu, 4 Juni 2011 murid-murid SMP *sensor*angkatan 11 (sebenernya pengen banget nyebutin nama SMP nya) okay, murid-murid SMPN 4 Pakem menerima dan lihat hasil-hasil UNAS mereka. Lihat hasil perjuangan mereka selama 3 tahun sekolah. Lihat hasil belajar mereka yang disertai jatuh bangun dan liku-liku *eciaaaah bahasanya* ya, anak-anak itu kini sudah lega, mereka gembira, dan bisa tersenyum atas hasil yang mereka terima. Hasil yang membuahkan SMPN 4 Pakem jadi peringkat satu se-DIY dengan nilai tertingginya 39.15 *Sheila, congrats ya! Hebat banget, nggak nyangka* Nah, ibu kepseknya juga nggak sia-sia kan menyediakan fasilitas makan pagi + snack ;)


What about me? A girl who tries to make her Mum full of proudness. Bagaimana dengan hasil yang aku terima? Hasil UNAS kali ini, untuk sekali lagi, emang nggak diambil sama orang tuaku tapi seenggaknya malah baguslah! Jadi, bukan ibuku yang lihat hasilnya pertama kali. Karena hasilnya benar-benar nggak memuaskan. Post yang aku tulis di ‘Examination is Passed Away’ itu tertulis kalau aku benar-benar nggak rela dan nggak bangga kalau hasilnya cuma 37-an. Tapi ternyata hasil yang aku terima emang segitu. Setidaknya bersyukur jugalah! Walaupun aku tahu, waktu ibu lihat nilaiku itu ibu kayak kurang puas *apalagi aku, Bu. Anakmu ini udah berusaha, nih*
That’s good enough lah! Nggak begitu buruk banget, seengaknya ngerjainnya udah jujur, udah berusaha juga, dan udah banyak berdoa. Tapi sebenarnya masih getun juga, mapel yang aku benar-benar andalin dan aku okelah sama mapel tersebut. Nilainya malah 8.60 BURUK! *iya karena TPM sebelumnya nilaiku nggak separah itu* tapi justru mapel yang dari kelas 3 SD aku nggak suka MATEMATIKA malah dapat nilai yang nggak pernah aku duga, 10.00 alhamdulillah ya Allah

Aku benar-benar berterima kasiiiiiih banget sama Allah SWT dan orang tua yang udah ngedukung aku cari jalan keluar lewat Pak Yadi, beliau yang udah ngajarin aku dan selalu ngasih motivasi buat nggak tegang hadapin ujian. Ya, walaupun hasilnya juga lumayan agak cukup bisa diterimalah. Still remember, when rain-Friday, after school activity, I came to his home and I still wore a batik uniform. Aku basah kuyup.... Cuma untuk datang les dan konsultasi karena hari itu habis simulasi. I just wanna say thank you so much for my parents, my teacher, and my friends too. All of you are the bestest supporter I ever had. Hope that you gonna reach and get what you dream, guys! Cayo, semangat ya!
NB: 
  • Buat pemilik nama Arindira Maharani dari SMPN 8 Yk kelas IX-9, amazing! Nilai kamu bakal sempurna kalau bahasa indonesia kamu bukan 8.80. Karena tiga mapel lainnya kamu udah bisa ngeraih nilai 10.00 semua, otak dewa banget deh, salut!
  • Aulia Azziawaty, you still can show your ability. Itu NEM yang keren, dan optimistis yang tinggi waktu kamu pengen banget dapat nilai 10.00 tapi NEM mu tetap terbaik :)
  • Gabriela Eunike Kuswandi, Don’t give up ever! Kamu udah berusaha bareng aku untuk memprediksi nilai kita yang ‘kayanya’ bakal 38.05 *ternyata nggak jadi* hahaha...
  • Avieb Rifki Anggita, okay girl you prove the world if you already thought how you can survive till examination is done. Hebat banget kamu! Masalah yang segelintir datang, kamu masih bisa ngelewatin ujian dan berdiri dengan NEM yang kamu punya sekarang, harus tegar ya :) (ingat! Coba dulu SMA 6, kalo nggak sampai, beneran deh, aku traktir di Olive)
  • Anugerahaning Salsabila, kamu! Dengan peringkat ke-3 di sekolah dan NEM yang benar-benar memuaskan! Teladan bisa kamu dapatin hah, doain aku ya, Ge. Btw, matematikamu aku yakin nggak dapat 10.00. Paket C yang ngitung volume/luas permukaan itu *lupa* yang benar 660 *nggak pakai dikali 3* hahaha...
  • Desta Fatika, what happen to Physics-Science? Tentang bayangan di lup itu aku masih bingung, mau ngikut teorinya Pak Anung atau dari tiga sumber terpercayamu ckck, tapi yang pasti aku udah salah di bagian itu -___-
  • Chandraswari Swastya Respati *hah, andai aku masih punya fotomu, aku pajang disini* Aku belum tahu NEM mu berapa tapi berharap aja deh, dengan NEM itu kamu beneran bisa masuk padmanaba! Amin
  • The last, Yayik Nur Hijrati and Farisa Rahma Himawati, my Gosh! Berapapun NEM kalian kita bakal selalu bareng kok, walaupun nanti kita nggak satu sekolah lagi. Dan Yayik, aku nggak mau berbagi 0.5 sama kamu, this is our real competition, sist! Buat Ais, sabar ya, Allah punya jalan lain buat kamu :)

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS

Scholarship-licious

Dunia kini merajalela dengan tawaran-tawaran menggiurkan di bidang pendidikan [baca: belajar di luar negeri]

First thing in my mind when I heard scholarship: Aku pengen deh, belajar di luar negeri pakai beasiswa! Kapan ya? *it’s my dream :D*
Siapa yang nolak coba kalau dapat beasiswa? Belajar gratis! Apalagi kalau di luar negeri. Lah, mau banget... Sayangnya kalau beasiswa juga HARUS membutuhkan otak cerdas, bah! Otak gue nggak seencer susu -___-
Sebenarnya belajar dengan beasiswa toh juga nggak harus di luar negeri. Selama kita masih bisa menuntut ilmu walau di negeri tercinta aja, udah syukur alhamdulillah. Belajar di negeri kita sendiri aja udah susahnya ampun, apalagi di luar negeri, kan.
Okay, tapi yang lagi aku bahas di sini memang... Studying Abroad *kayak judul bukunya Windy Ariestanty* Belajar di luar negeri itu nggak semudah yang kita bayangkan lho! Butuh proses yang panjang untuk bisa menerima kenyataan ketika berada di sana *benar nggak sih, sok tau banget* beberapa persiapan juga harus udah matang sebelum kita berniat dan udah punya planning kalau mau kesana. Mulai dari biaya perjalanan, biaya kehidupan, dan bahasa inggris dan bahasa ibu di negara itu. Dan aku! Berharap banget bisa dapatin beasiswa belajar di Singgepoh *Singapore, itu juga udah cukup, nggak usah jauh-jauh.* Semua itu nggak ada yang “MIMPI!” kalo kita mau usaha. Dream will not make our mind be freaky, because of dream we can have strange aim instead to catch the greatest thing.
 
Okay, dan ini beberapa referensi buat nengok informasi mengenai beasiswa:
5.      www.beasiswa.us
6.      www.nus.edu.sg/

Ya Allah, listen to me! I pray and beg to you to accept my wishes. I’ll make my Mum is being proud of me. I hope that will. I believe in You, and I know if no God wanna see His people full of sorrow, in all faith. I’m sure you are really the one God who I trust to hear my wishes, amin.

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS

Aku Bangga...

Aku bangga jadi anak orang tuaku

Aku bangga jadi bagian dari saudaraku
Aku bangga bisa tinggal bersama keluargaku
Aku bangga bisa bersekolah sampai 15 tahun ini
Aku bangga aku punya cita-cita...
Bangga karena cita-citaku tinggi,
Bukan cita-cita palsu! Itu sungguh sebuah cita-cita

Aku ingin mereka tahu kalau aku bisa
Karena aku yakin dan aku punya niat
Ya, seberapa besarpun halangan itu ada, tapi cita-cita itu tidak akan tumbang
Aku pun bangga ketika ibuku bisa melihatku dan berkata kalau aku bisa
Aku pun bangga ketika ibuku selalu mendengar dan mendoakan cita-cita yang aku ucapkan
Aku tidak ingin jadi seorang kuli, karyawan, apalagi pengangguran
Pekerjaan itu lebih rendah dari jabatan ibuku
Ibuku bilang, dia ingin lihat anaknya mapan
Dia ingin di hari tuanya melihat anak-anaknya penuh dengan keberhasilan
Keberhasilan yang diperoleh karena jerih payah
Maka aku pun bangga punya ibu seperti ibu yang kumiliki sekarang dan selamanya

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS