Powered by Blogger.
RSS

Differences between Indonesian and Western

B1: “Are you fine?” *lihat ke depan mukaku*
F: “Yes I’m okay, I just shocked” *sambil linglung*
B2: “hati-hati” *lalu pergi*

Short conversation but special. Entah kenapa dari kejadian yang aku alami di hari Senin yang kelabu itu membuatku sadar bahwa hidup itu tolong menolong, bukan untuk mencibir. Terkadang, ketika kita jatuh mungkin terpuruk, tidak sedikit yang mengejek, mencemooh, atau mendiamkan kita. Tetapi dari si Western ini, akhirnya saya mengerti… Stranger not always bad.

Hari Senin, dari rumah Vina di Kasongan, aku pulang, di Jalan Bantul sesudah jembatan besar, aku terpeleset jatuh karena ngerem dadakan dan jalanan berpasir. Hujan… Untung jatuhnya nggak kaya biasanya (re: ketindihan motor) tapi reflek aku minggir dari motor. Aku kaget, bingung, dan linglung. Malu sih nggak!
Tiba-tiba datang 2 orang bantuin ngangkat motorku, aku masih bingung. Akhirnya aku bisa bilang, “Makasih”. Dan orang yang bantu angkat motorku bilang, “Tidak apa”. Aku duduk di motor, sambil diem, ngambil mantel. Dan disitu baru aku sadar yang nolong aku adalah 2 bule cantik :)

Mereka tanya keadaanku, tapi aku baik-baik aja kok, yang aku heran, disitu banyak orang-orang *Indonesia tentunya* pada minggir pake mantel mereka, nggak ada sedikitpun yang respon, waktu aku jatuh nengok bentar, terus sibuk pada pakai mantel masing-masing. How severe! Kita satu ras! Tidak adakah rasa empati yang tumbuh pada diri kalian?! Aku nggak berharap harus ditolong sih, setidaknya…

Entahlaaah… Aku terlalu lelah untuk memikirkan soal itu, yang pasti, kalau ada statement, “Orang Indonesia ramah-ramah ya” oh, bisa jadi karena ada ‘sesuatu’. Cause I think, western more friendly, although they meet another stranger who isn’t a race.

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS

Marvelous Mind of Indonesian Pupils


“Berbicara mengenai pendidikan akhir-akhir ini, yang terbaru adalah permasalahan UN. Entah UN jadi dihapuskan atau tidak, masih menjadi perbincangan di kalangan para pendidik dan pelajar. Lantas bagaimana tanggapan menteri pendidikan terkait problema yang sedang jadi trending topic ini?”



Guys, paragraf di atas hanya sekadar pertanyaan yang sering muncul di rubrik pelajar. Keren bukan, pikiran anak muda sekarang ini makin berkembang. Dari paragraf itu nanti, akan muncul sub-sub dan detail pertanyaan lain. Sudah banyak dan tidak akan muat apabila saya berikan contohnya di sini.

On a group of students –my friends and I– almost take ‘education destroying’ topic to talk. Mulai dari pemimpin teratas pendidikan sampai yang menuntut ilmu. Saya selaku penulis, menuliskan aspirasi ini untuk berbagi kepada pembaca–khususnya yang kritis pendidikan Indonesia, bahwa di luar sana banyak sekali opini pelajar tentang ‘amburadul pendidikan’ yang belum tertampung. Mana kotak-kotak saran yang ditawarkan sekolah pada siswa? Nggak pernah ada pembahasan mengenai “Rancangan Pembaharuan Sistem Kurikulum SMPN * Yk Tahun 2012/2013 versi Guru dan Siswa SMPN * Yk” Bukankah sekolah adalah salah satu fasilitas siswa? Sekolah tanpa siswa hanya bangunan kosong. Emang pemerintah nih, mau main-main sama kemajuan generasi bangsa. Sekolah neng LUAR NEGERI wae yo, sing ora AKEH ATURAN! Seperti itulah pembicaraan yang pernah saya dengar dari siswa berseragam putih biru di salah satu kafe. Medeni ra yen bocah SMP wae uwis kritis masalah ngudi ilmu sing kudune entuk perhatian saka pemerintah! Kalau saya pribadi menanggapi hal tersebut sih, setuju karena saya adalah pelajar normal. Bicara pendidikan luar negeri, memang akhir-akhir ini terbuka lebar bagi pelajar Indonesia untuk menimba ilmu di sana. Terlepas dari nasionalisme bangsa tentunya, justru ini yang terbaik bagi kemajuan bangsa, bukan sebuah pengkhianatan karena kita lebih memuja pendidikan luar negeri daripada Indonesia. Tetapi nilai riilnya untuk masa depan. Kita tidak berada di negeri dongeng yang semuanya pasti akan happy ending. Of course not, throw away, far far away from your mind! Contoh sederhana yang nyata, Pak Habibie, sopo sing ora kenal, buka RPUL, buku PKn kelas 4, buku sejarahmu! Presiden ketiga Indonesia yang sekolah di Jerman, pulang-pulang buat karya pesawat –dihujat sama anak bangsa coba!– justru dibeli sama orang Jerman. Penghujatan itu adalah salah satu bentuk ketidakpercayaan sesama anak bangsa lho, sadar nggak! Ngeri! Tapi bukan itu intinya,inti dari permasalahan ini tetap pendidikan. Bagaimana caranya anak bangsa bisa meningkatkan prestasinya terutama di kancah internasional tanpa ada protes keras mengenai sistem pendidikan. Kalau tingkat protes aja mencapai 87% sementara perdamaian tersisa 13% menuju tidak sempurna, berarti ada yang salah dengan sistem pendidikannya, bukan orang yang menuntut ilmu.

Mungkin Indonesia butuh disurvei oleh pakar pendidikan terbaik dari luar negeri, ya misalnya UK. Terlepas dari budayanya, hai para professor universitas UK ternama, adakanlah survei terbaik, termaksimal, terheboh mengenai sistem pendidikan di Indonesia berdasar sudut pandang, kemampuan dan ketekunan pelajar Indonesia. Tunjukkanlah jalan terbaik agar Indonesia mampu memperbaiki kekurangan pada dirinya, biarlah yang menjamin segalanya Tuhan YME.

Kalau bicara soal pendidiknya…
Ada juga lho teman saya yang pernah bilang, “guru yang pandai memanah itu mengajarkan ilmunya kepada semua muridnya dan mengharuskan muridnya lulus dalam ujian memanah sesuai teknik yang diajarkan padahal yang terbaik di kelas memanah hanya Arjuna.” Nyesek banget ya, berarti kemampuan setiap siswa itu rata-rata sama, hanya metodenya yang berbeda, ya kalau dinyatakan tanpa ungkapan gini, “kebanyakan guru menilai muridnya cuma dari the main of point of view, aku nyesek banget nilaiku lebih jelek dari dia gara-gara nilai ujian praktiknya lebih baik, padahal nilai keseharianku juga baik, rajin ngumpul tugas!”

Wah, kamu sekolah cari ilmu atau nilai? Atau gengsi-gengsian? ;) kita bahas di post berikutnya ya.


Regard,
Fifi     

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS

Life's Never Flow

Assalamualikum warahmatullahi wabarakatuh

Selamat pagi. Goten morgen. Sobahul khoir. Good morning. Bonjour. Wilujeng enjing. Sugeng enjing. Selamat datang dan selamat berjumpa lagi kawan bloggie serta reader. Sudah lama sekali saya tidak mengunjungi page ini, terima kasih kepada Allah telah mengingatkan bahwa saya masih memiliki 'dunia' ini. Ini adalah berkah.

Selama vakum, perjalanan hidup saya mulai beraneka ragam. Dimulai dari kenaikan kelas di XI IPA 3 sampai sekarang semester II menjelang UKK. Dari pesantren-rumah-pesantren. Dari yang pahit, asem, manis, asin, sampai umami. Saya belajar dari kehidupan, orang tua, seorang teman kelas, beberapa senior di pesantren, dan... Atas introspeksi diri sendiri. Terlalu banyak ujian dan bisa dibilang ini adalah tahap perjalanan rohani bagi saya.

Terdengar mainstream, tapi kalau orang- orang di luar sana sudah merasakan the real struggle of life barulah ia mengerti, cerita yang ada di sinetron, film, drama itu bukan sekadar rekayasa. Trust me! Hidup memang asli KERAS! Banyak orang yang memberi masukan, saran, nasehat, tanda protes tapi waktu itu memang mata saya belum terbuka lebar akibat terlalu seringnya bersenang-senang. Hura-hura tak berguna. Kerennya bukan main saat saya sadar orang yang bersenang-senang dengan saya jarang ada atau bahkan tidak ada ketika saya susah. Betapa keren hidup ini. A competition comes from your...

friend~

Awesome. Saya kagumi kemampuan teman-teman. Tapi ketika saya tahu teman sungguhan (ex: tunjung, sorry for mention ur name here) dia ini petuah hidup saya sebagai seorang teman laki-laki. Lalu sahabat (re: yayik dan farisa) mereka inspirasi dan semangat terbesar, yang tidak pernah lelah dengan pola pikir saya. Ada senior di pesantren (re: mbak weni) dia ini kakak humoris dengan sejuta petuah, tidak pernah bermaksud menyalahkan hanya mendukung yang menurut kami yang terbaik. Selanjutnya orang tua saya, maaf untuk ibu karena membuat beliau menangis atas perilaku saya di rumah, maaf untuk bapak yang harus mengeluarkan amarah karena 'kembajoran' saya. Bukan maksud hati berniat begitu, tapi saya janji akan selalu minta maaf ketika berbuat salah. The last is, myself. Being yourself is hard than be others, right?

Pada akhirnya, saya sekarang belajar untuk mencari pelangi saya sendiri. Bukan terus mendangak dan tidak peduli pada sekitar, lalu serta merta menyusahkan orang lain. Because... The precious experience comes from your mind and deep in your heart, you should believe that :)

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS

"The Hum" Suara Misterius di Perut Bumi

Bebagai macam tipikal suara ada di sekitar manusia. Mulai infrasonik, audiosonik, dan ultasonik. Di antara ketiga suara tersebut ada suara yang bisa di dengar dan ada suara yang terlalu keras dan terlalu kecil untuk didengar manusia. The Hum termasuk kategori suara infrasonik, yaitu sekitar 17 hertz hingga 0,001 hertz.

Sebenarnya manusia sulit mendengar suara pada frekuensi tersebut, namun beberapa orang pernah dikabarkan mendengar suara The Hum tersebut. Biasanya orang yang mendengar The Hum berada di tempat dengan kesunyian tingkat tinggi. Fenomena yang tenar terjadi pada tahun 1990 tersebut memang terasa sejak 1970-an. Hanya pada tahun 1970 dan 1980, fenomena tersebut belum bisa disimpulkan sebagai The Hum. penelitian seputar fenomena itu pun belum dimulai. Pada tahun 1990 di Amerika Utara fenomena serupa terjadi. Hal tersebut mulai jadi wacana publik. Itu berawal dari dari sebuah penelitian University of New Mexico atas komplain warga yang berada di daerah Taos, New Mexico. Mereka sering mendengar suara-suara aneh. Tak hanya itu, suara dengungan bumi juga terdengar di daerah Inggris,yang dikenal dengan Bristol Hum.

Berdasarkan keterangan saksi, suara tersebut memang lemah. Namun, cukup mengganggu kenyamanan saat tidur. Sejak adanya suara-suara itu, beberapa warga tidak dapat tidur dengan nyenyak. Pertanyaannya, mengapa terdengarnya hanya di kala tidur? Frekuensi rendah memang tidak bisa terdengar di kala manusia melakukan aktivitas sehari-hari. Namun, pemecahan suara itu bisa terdengar manusia dipengaruhi faktor lokasi. Pada tahun 2006, tepatnya 15 November, Dr. Tom Moir dari University of Auckland, Selandia Baru, meneliti Auckland Hum. Dari penelitian tersebut,frekuensi dengungan bumi bisa mencapai 56 hertz, bergantung lokasi. Faktor kedekatan dengan sumber bunyi juga berpengaruh.
Dr. Davin Baguley, kepala audiologi rumah sakit Addenbrooke Cambridge, punya pendapat sendiri. Dia menyebutkan, bahwa orang yang memiliki masalah dengan dengungan bumi disebabkan fisik masing-masing. Perlu diketahui, 2/3 waktu orang yang biasa mendengar The Hum dihabiskan di sekitar suara-suara The Hum. Secara tidak langsung, pendengaran manusia telah terbiasa. Misalkan, suara diesel yang bisa terbawa sampai dalam keadaan tenang.

Peristiwa Taos Hum tercatat dalam sepuluh misteri bumi yang kerap dimuat dalam media ilmiah. Hal tersebut dipengaruhi karakter Taos Hum cukup besar dan sering terjadi di daerah tersebut. Taos Hum menjadi sorotan media. Salah satunya adalah program televisi Unsolved Mysteries. Taos Hum juga merupakan salah satu hal yang disebutkan dalam film seri yang penuh misteri the “X-Files”. Pengaruh sumber suara The Hum bergantung kegiatan yang mendominasi di area tersebut. Misalnya kota Kokomo dan Bristol yang didominasi industri. Sedangkan The Hum di Hawaii lebih disebabkan aktivitas Vulkanis.

Getaran suara yang dihasilkan tower pendingin di pabrik Daimler Chrysler mencapai 36 hertz. Sedangkan daerah pabrik Haynes International menghasilkan getaran 10 hertz. Sebuah fenomena The Hum di kota yang sama mampu terdengar dengan frekuensi yang berbeda. Dengungan bumi atau The Hum di Inggris, yang dinamakan Bristol Hum, bahkan telah menyebabkan satu orang tewas.
Pertanyaannya, apa sebenarnya The Hum ini?

source: http://aksesdunia.com/

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS