Powered by Blogger.
RSS

Life's Never Flow

Assalamualikum warahmatullahi wabarakatuh

Selamat pagi. Goten morgen. Sobahul khoir. Good morning. Bonjour. Wilujeng enjing. Sugeng enjing. Selamat datang dan selamat berjumpa lagi kawan bloggie serta reader. Sudah lama sekali saya tidak mengunjungi page ini, terima kasih kepada Allah telah mengingatkan bahwa saya masih memiliki 'dunia' ini. Ini adalah berkah.

Selama vakum, perjalanan hidup saya mulai beraneka ragam. Dimulai dari kenaikan kelas di XI IPA 3 sampai sekarang semester II menjelang UKK. Dari pesantren-rumah-pesantren. Dari yang pahit, asem, manis, asin, sampai umami. Saya belajar dari kehidupan, orang tua, seorang teman kelas, beberapa senior di pesantren, dan... Atas introspeksi diri sendiri. Terlalu banyak ujian dan bisa dibilang ini adalah tahap perjalanan rohani bagi saya.

Terdengar mainstream, tapi kalau orang- orang di luar sana sudah merasakan the real struggle of life barulah ia mengerti, cerita yang ada di sinetron, film, drama itu bukan sekadar rekayasa. Trust me! Hidup memang asli KERAS! Banyak orang yang memberi masukan, saran, nasehat, tanda protes tapi waktu itu memang mata saya belum terbuka lebar akibat terlalu seringnya bersenang-senang. Hura-hura tak berguna. Kerennya bukan main saat saya sadar orang yang bersenang-senang dengan saya jarang ada atau bahkan tidak ada ketika saya susah. Betapa keren hidup ini. A competition comes from your...

friend~

Awesome. Saya kagumi kemampuan teman-teman. Tapi ketika saya tahu teman sungguhan (ex: tunjung, sorry for mention ur name here) dia ini petuah hidup saya sebagai seorang teman laki-laki. Lalu sahabat (re: yayik dan farisa) mereka inspirasi dan semangat terbesar, yang tidak pernah lelah dengan pola pikir saya. Ada senior di pesantren (re: mbak weni) dia ini kakak humoris dengan sejuta petuah, tidak pernah bermaksud menyalahkan hanya mendukung yang menurut kami yang terbaik. Selanjutnya orang tua saya, maaf untuk ibu karena membuat beliau menangis atas perilaku saya di rumah, maaf untuk bapak yang harus mengeluarkan amarah karena 'kembajoran' saya. Bukan maksud hati berniat begitu, tapi saya janji akan selalu minta maaf ketika berbuat salah. The last is, myself. Being yourself is hard than be others, right?

Pada akhirnya, saya sekarang belajar untuk mencari pelangi saya sendiri. Bukan terus mendangak dan tidak peduli pada sekitar, lalu serta merta menyusahkan orang lain. Because... The precious experience comes from your mind and deep in your heart, you should believe that :)

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS