Powered by Blogger.
RSS

Problematika Pendidikan Anak Indonesia

Pada dasarnya Indonesia merupakan negara berkembang, kemakmuran rakyat masih banyak yang belum terjamin. Bahkan pemerintah sudah ‘terpaksa’ angkat tangan atas problematika ekonomi, sosbud, dan politik. Sebenarnya dibutuhkan kesadaran dari rakyat sendiri dan pemerintah yang seharusnya lebih berperan aktif. Salah satu bentuk kesadaran diri warga Indonesia bisa dilihat dari pendidikan di Indonesia.


SDM di Indonesia masih tergolong rendah dibandingkan negara maju meskipun beberapa sudah mengalami proses belajar menuju masa depan dari sekolah-sekolah unggul dan berkualitas. Tidak perlu menyalahkan pihak pertama maupun kedua. Sebenarnya pemerintah telah meringankan beban anak Indonesia untuk mengenyam ilmu lebih dalam. Mulai dari program wajar 9 tahun, BOS, beasiswa siswa berprestasi, dan sekolah gratis untuk mereka. Akan tetapi, rendahnya minat anak Indonesia untuk ikut serta dalam program dan kurangnya kesadaran bahwa hidup mereka tidak hanya untuk bekerja dan berfoya-foya, sekadar beribadah pun tidak cukup, sesuai dengan Hadits bahwa menuntut ilmu itu wajib bagi setiap muslim perempuan dan muslim laki-laki. Inilah yang dipertanyakan. Jadi salah siapa? Pemerintah yang kurang sosialisasi dengan anak bangsa atau anak bangsa yang tidak menyadari kepentingan ilmu untuk diri mereka.
Tetapi semangat anak Indonesia yang putus sekolah bisa jadi memang benar pudar karena pengalaman mereka mengenai mahalnya pendidikan Indonesia. Pemerintah seharusnya lebih peka bahwa biaya sekolah bukan satu-satunya kendala untuk memutus harapan anak bangsa. Dengan adanya beasiswa bagi siswa berprestasi dari banyak instansi itu akan lebih membantu. Harapan mengalir dari berbagai kalangan seperti orang tua yang mendukung anaknya kembali bersekolah, anak-anak kurang mampu yang berminat meneruskan sekolah, pemerintah yang ingin ikut serta memajukan pendidikan anak bangsa, dan presiden yang selalu siap sedia dengan program pendidikan. Jadi, untuk mempersiapkan generasi yang cemerlang dibutuhkan kerja sama secara tidak langsung antara pemerintah dan anak bangsa.


source: google
source: google




Seperti wejangan sederhana ini, “tidak peduli aku bersekolah di sekolah bertaraf internasional, sekolah teladan, sekolah swasta bergengsi, atau sekolah pinggiran semua tempat itu mencakup nilai yang sama. Yaitu menuntut ilmu untuk dunia dan akhirat.”

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS